1. Dasar Logo
Perisai yang berbentuk segi lima datar
yang secara simbolik melambangkan pertahann yang kokoh dan kuat,
seimbang dan sinerjik antara dua unsur yaitu unsur jasmaniah dan unsur
rohaniah. Dengan kesatuan dua unsur tersebut memberi makna yang penting
dalam budaya kemandaran yaitu bersatunya Alang mallinrung (kerohanian) dan alang maqnyata (jasmaniah).
2. Latar Belakang
Latar Belakang logo ini beralaskan corak sarung sutra mandar (sureq Pangulu) adalah salah satu sureq
sarung sutra mandar yang sarat dengan makna yang luhur yang harus
dimiliki dan dipakai dalam berbagai upacara adat bagi maraqdia dan Hadat
di tanah Mandar.
3. Makna warna kuning dalam berbagai simbol
Warna kuning dalam budaya Mandar
melambangkan keutamaan dalam sifat-sifat berharkat dan bermartabat
(Malaqbi). Makna ini dapat ditemukan dalam budaya mandar yang
diungkapkan diberbagai lontar yaitu : ”pelindo lindo maririo nanacanringngo’o paqbanua ” (anda
diharuskan memiliki sifat yang berharkat dan bermartabat agar dicintai
oleh rakyat). Demikian juga terdapat dalam lagu-lagu Mandar, salah
satunya berbunyi: ”annaqtama dibuaro bawaq sau ditangnga saupaqnala lindo-lindo mariri”
Bintang yang terletak diatas baju pasangan adalah simbol dari :
- Ketuhanan yang Maha Esa
- Kelima sudutnya perlambang lima unsur nilai budaya tertinggi dalam Pancasila
- Bintang dalam budaya Mandar
merupakan suatu tanda bagi para pelaut dalam menentukan suatu tujuan
akhir, bintang sangat memberi nuansa ilmu pengetahuan bahari yang
terdapat dalam ”paissangang aposasiang” (Ilmu yang berkaitan tentang kebaharian) dan titik tumpuh dalam ilmu pengetahuan berlayar yang disebut ”paissangang asombalang” atau ilmu pengetahuan dalam berlayar.
Rangkaian Padi dan Bunga Kelapa (Mayang / Burewe)
Rangkaian Padi yang padat – berisi dan
berwarna kuning keemasan melambangkan usaha menuju kemakmuran pangan.
Posisinya yang melengkung mencerminkan sifat malaqbi (mulia) dan rendah
hati (tawadhu) sebagai sumber kekuatan, inspirasi, sekaligus pedoman
dalam berpemerintahan dalam bermasyarakat. Adapaun mayang kelapa
berwarna kuning keemasan menggambarkan kekayaan sumber daya alam
Polewali Mandar. Dengan pengelolaan yang tepat, potensi ini dapat
mendinamiskan kegiatan ekonomi dan meningkatkan PAD. Mayang kelapa ini
terdiri dari : Bakal kelapa (Kalanjo) berjumlah 17, tangkai bunga kelapa
(burewe) berjumlah 8.
4. Baju Pasangan
Sebagai latar belakang dari simbol laut,
ombak, sandeq, dan gunung. Dalam budaya Mandar baju ini hanya dipakai
oleh seorang perempuan yang telah dewasa, ini melambangkan sebuah
kepribadian yang tangguh, mandiri, bertanggungjawab, dan sifat menjaga siri’ dan lokkoq
bagi keluarganya. Disamping itu baju pasangang ini berarti simbol
keteguhan dan kasih sayang dalam kehidupan rumah tangga yang bermakna ”sibali parriq” bagi kelangsungan hidup keluarga yang sangat dihayati dalam makna budaya Mandar sampai kini.
Baju pasangan atau baju ”Boko”
dalam masyarakat Mandar biasanya dipakai oleh wanita dewasa, dimana
wanita dalam keluarga juga turut menunjang kehidupan keluarga dalam
makna ”sibali parriq”.
5. Gunung Hijau
Gunung Hijau yakni Gunung ”Tammeundur” 5
(lima) puncak lainnya adalah bukit-bukit Tammeundur yang melebar sampai
ke Kecamatan Tutallu, Kecamatan Tinambung, Kecamatan Campalagian,
Kecamatan Wonomulyo, dan Polewali inilah Kecamatan awal pembentukan
Polewali Mamasa. Di gunung ini berisi berbagai sumber daya alam (jenis
mineral dan minyak, dll). Diseputar gunung ini terdapat hutan yang
bermakna berbagai tanaman-tanaman komoditi dan kayu serta komoditas
ekspor jenis Kakao, Kelapa dan lain-lain. Darinya juga mengalir
hulu-hulu sungai yang mengairi hamparan sawah yang memberi makna, bahwa
Kabupaten Polewali Mandar adalah salah satu lumbung beras di Indonesia.
6. Perahu Sandeq
Perahu Sandeq (lopi sandeq) adalah jenis
perahu bercadik khas Mandar yang harfiahnya ’sandeq’ runcing (mengacu
pada bentuk lambungnya). Lopi Sandeq merupakan warisan yang tidak
ternilai yang diperoleh melalui penciptaan rasa dan karsa yang tinggi
yang merupakan pencerminan keseimbangan, kesederhanaan, keindahan,
kecepatan, ketepatan, dan ketangguhan yang menjadi karakteristik orang
Mandar. Nilai-nilai yang ada pada Tambera (tali penahan pallayarang)
sebagai lambang kekuatan yang harus seimbang. Sobal (layar) berwarna
putih berbentuk segitiga sebagai simbol fleksibilitas yang tinggi,
kegigihan, lambang ketulusan dan kepolosan. Guling (kemudi) sebagai
simbol ketepatan mengambil keputusan. Pallayarang (tiang layar utama)
sebagai penentu utama kelajuan perahu dan sebagai simbol terpacunya
cita-cita kesejahteraan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Palatto
(cadik), baratang dan tadiq sebagai lambang penyeimbang dan pertahanan
serta memiliki jangkauan visi yang jauh menyongsong masa depan. Lopi
Sandeq berwarna putih sebagai simbol sifat kesucian serta tekad yang
tulus dalam mengemban hakekat amanat rakyat dan merupakan warna khas
kemandaran yang berarti putih bersih siap terbuka untuk menghadapi
perubahan yang terpatri dalam ungkapan budaya Mandar yang berbunyi ”Ibannang Pute Meloq dicinggaq meloq dilango lango”. Lopi
Sandeq yang terlihat dinamis mengandung makna bahwa Pemerintah
Kabupaten Polewali Mandar beserta masyarakatnya senantiasa dinamis untuk
meraih cita-cita dengan senantiasa antusias mencari solusi dari setiap
tantangan dan kendala yang menghadang.
7. Gelombang yang berjumlah 17 lekuk
Hal ini berarti bahwa dalam perjalanan
mengarungi lautan kehidupan, sandeq tetap jaya dalam tantangan, dan 17
lekukan tersebut adalah bermakna 17 Agustus sebagai tanggal kelahiran
Negara Republik Indonesia yang menggambarkan bahwa Polewali Mandar
adalah salah satu bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
8. Pita Merah dengan Tulisan warna putih
Pita Merah dengan tulisan ”Sipamandaq” adalah hasil (out put) dari perjanjian luyo yang disebut Perjanjian Sipamandaq pada abad 14 M. Makna kata SIPAMANDAQ adalah saling menguatkan antara satu dengan yang lainnya.
9. Allamungan Batu di Luyo ( Batu Luyo )
Allamungan Batu di Luyo (Batu Luyo)
adalah bukti sejarah sebagai simbol permufakatan 7 (tujuh) kerajaan di
Hulu Sungai (pitu ulunna salu) dan 7 (tujuh) kerajaan di Muara Sungai
(pitu baqbana binanga).
10. Bunga Melati
Tiga bunga melati putih bermakna tiga
pilar yang kokoh, bersatu bersinerjik dalam mengawal pembangunan
Kabupaten Polewali Mandar yaitu :
- Unsur Pemerintah
- Unsur Masyarakat
- Unsur Swasta (wirausaha)
-
11. Tali
Tali tambang berwarna kuning emas menggambarkan konsep assitaliang (kesepahaman) atau siperautangngarang (bermusyawarah) dalam kebudayaan Mandar. Konsep ini tersirat dalam ikrar dialogis, seperti ”malebu parriqdiqmoqo?”’ Io malebu parriqdiqmaq!”. Tali tambang ini juga mengandung nilai kekuatan, kesatuan, keseimbangan dan saling menghargai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar